Rabu, 09 April 2014

20 Farvardin, Hari Nasional Teknologi Nuklir Iran


20 Farvardin, Hari Nasional Teknologi Nuklir Iran
Rabu, 2014 April 09
Hari Nasional Teknologi Nuklir Iran

Tanggal 20 Farvardin 1385 Hs (9 April 2006), Republik Islam Iran mengumumkan keberhasilannya menguasai teknologi pengayaan uranium untuk kepentingan damai. Keberhasilan itu didapat berkat kerja keras para ilmuan Iran. Meski menghadapi keterbatasan sarana dan pra sarana akibat embargo negara-negara adi daya, mereka berhasil menyempurnakan proses pengayaan uranium dan membuat sendiri bahan bakar yang diperlukan instalasi-instalasi nuklir. Dengan demikian, Iran telah memastikan diri sebagai bagian dari negara-negara pemilik teknologi nuklir.

Tepat setahun kemudian, Iran mengumumkan berhasil memproduksi bahan bakar nuklir dalam skala industri. Keberhasilan ini dicapai di bawah pengawasan Badan Energi Atom Internasional dan sesuai dengan aturan IAEA. Akan tetapi, negara-negara Barat khususnya Amerika Serikat dengan standar gandanya menuntut Iran untuk menghentikan aktivitas nuklir ini. Di saat yang sama, negara-negara tersebut tidak pernah mempersoalkan rezim zionis Israel yang tidak tunduk kepada aturan IAEA dan menyimpan ratusan bom nuklir di gudang-gudang senjatanya.

Sayid Morteza Avini Gugur Syahid :
Tanggal 20 Farvardin 1372 Hs (9 April 1993), Sayid Morteza Avini, seniman dan penulis Iran gugur syahid pada usia 47 tahun. Sejak masa remaja, Avini menggeluti bidang seni dan budaya hingga berhasil meraih gelar pasca sarjana arsitektur dari Fakultas Seni Universitas Tehran. Setelah kemenangan Revolusi Islam, Avini terlibat dalam banyak kegiatan revolusi dan terjun di medan perang melawan rezim Baath Irak. Dengan bekal kamera dia mengabadikan banyak pentas jihad dan pengorbanan yang ditunjukkan para pejuang Iran di medan perang.

Avini telah melahirkan lebih dari seratus film dokumenter. 15 tahun yang lalu, saat menggambil gambar untuk salah satu episode serial dokumenter perang berjudul "Rivayat-e Fath", ia terkena ledakan ranjau dan gugur syahid. (IRIB Indonesia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar