Senin, 14 April 2014
Resistensi Militer Lebanon dan Hizbullah Hadapi Arogansi Israel
Resistensi Militer Lebanon dan Hizbullah Hadapi Arogansi Israel
Selasa, 2014 April 15
Rezim Zionis Israel rupanya terus berupaya membalas kekalahan delapan tahun lalu dalam perang 33 hari di Lebanon. Kepala Staf Militer Israel, Benny Gantz menandaskan perang di masa mendatang di Lebanon sangat sulit dan mengerikan.
Benny Gantzmengancam Gerakan Perlawanan Islam Lebanon (Hizbullah) dengan serangan darat di Beirut. Ia mengungkapkan, manuver darat militer Israel di perbatasan Lebanon adalah langkah penting dan diperlukan. Militer Israel menurutnya akan berusaha keras mencegah kemajuan kemampuan pasukan Hizbullah.
Sheikh Muhammad Rashid Qabbani, mufti besar Lebanon seraya memperingatkan dampak dari perang dan bentrokan bersenjata di negara ini mengatakan, kesepahaman dan interaksi konstruktif berbagai kubu Lebanon akan memperkokoh persatuan serta solidaritas rakyat dan menghapus ancaman rezim Zionis.
Statemen dan peringatan terbaru petinggi Lebanon kian memperkuat asumsi bahwa Rezim Zionis Israel tengah berusaha melakukan petualangan anti Hizbullah di Lebanon setelah perundingan damai dengan Otorita Ramallah gagal. Hal ini tak lain ditempuh Israel untuk mengalihkan opini publik. Khususnya saat ini setelah pemerintahan Tammam Salam yang memulai tugasnya dengan slogan tiga poros "Militer, Rakyat dan Muqawama" membuat petinggi Beirut menyadari kebersamaan militer dan Hizbullah sebagai faktor penting dalam melawan ancaman Tel Aviv.
Amerika Serikat dan Israel dengan memperkuat gerakan pro Barat di dalam negeri Lebanon, tengah berusaha menciptakan kekacauan dan instabilitas di negara ini. Muqawama merupakan solusi tunggal untuk membebaskan sejumlah wilayah Lebanon yang masih diduduki Israel. Wilayah Ladang Shebaa merupakan daerah penting dari wilayah jajahan yang masih menjadi lokasi konspirasi militer Israel terhadap rakyat Lebanon dalam beberapa dekade ini.
Di sisi lain, pelanggaran zona udara oleh jet-jet tempur Israel serta aksi bombardir wilayah perbatasan oleh rezim ilegal ini mengindikasikan upaya Tel Aviv menciptakan instabilitas di Lebanon. Khususnya kini Barat dan Israel gagal menggapai ambisinya dalam perang yang mereka kobarkan di Suriah. Oleh karena itu, mereka ingin mengobarkan perang serupa di wilayah perbatasan Lebanon.
Berbagai peristiwa seperti instabilitas di Tripoli, pengobaran kerusuhan di provinsi utara Lebanon serta operasi teroris beruntun di kawasan utara, selatan dan Beirut adalah gerakan terorganisir untuk merealisaikan tujuan busuk ini. Sementara pemerintahan Tammam Salam memulai kinerjanya dengan penuh kesulitan. Tak hanya itu, pemilu presiden dan parlemen kian menambah sensitifitas kondisi di Lebanon.
Mengingat rangkaian peristiwa dan transformasi di Lebanon saat ini, ancaman petinggi Israel untuk kembali mengobarkan perang di Lebanon meski lebih dicermati sebagai blunder politik, namun juga mencerminkan upaya jahat Israel di wialyah perbatasan Lebanon. (IRIB Indonesia/MF)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar