Senin, 14 April 2014

Boroujerdi : Tiga Dekade Sanksi Tidak Menghambat Perkembangan Iran


Boroujerdi : Tiga Dekade Sanksi Tidak Menghambat Perkembangan Iran
Selasa, 2014 April 15

Ketua Komisi Keamanan Nasional dan Politik Luar Negeri Parlemen Republik Islam Iran, Alauddin Boroujerdi menyatakan, penyebaran terorisme dan terjadinya krisis di kawasan adalah dampak dari intervensi Amerika Serikat dan sekutunya.


Hal itu dikemukakan Boroujerdi dalam pertemuan dengan Fatima Hojeij, Ketua Komisi Politik Luar Negeri Parlemen Afrika Selatan dalam pertemuan pada hari Senin (14/4) di Tehran.

Pada pertemuan itu, Boroujerdi menyinggung sanksi zalim Barat terhadap rakyat Iran dan menegaskan, "Meski tiga dekade berlalu sejak sanksi Amerika Serikat dan Barat, Repulik Islam Iran dengan mengandalkan kemampuan nasional dan para ahli dalam negeri, berhasil menggapai banyak keberhasilan di berbagai bidang ilmu pengetahuan."

Di bagian lain pernyataannya, Boroujerdi menyinggung kondisi kawasan dan kegagalan beruntun AS di Irak, Afghanistan dan Suriah seraya menegaskan, "Perluasan terorisme dan berbagai krisis di kawasan adalah dampak dari intervensi Amerika Serikat dan sekutunya."

Boroujerdi menegaskan, "Republik Islam Iran selalu menekankan hubungan persahabatan dengan semua negara dengan asas penghormatan timbal balik, menjaga kepentingan masing-masing dan tanpa intervensi dalam urusan dalam negeri."

Di lain pihak, Fatima Hojeij menyampaikan tekad parlemen dan pemerintah Afrika Selatan untuk memperluas hubungan dengan Republik Islam.

Menurutnya, "Iran adalah negara penting di Timur Tengah dan dunia Islam, serta perluasan hubungan kedua negara memiliki nilai sangat penting."

Di bagian lain pernyataannya, Hojeij mengkritik sanksi unilateral Barat dan AS terhadap Iran dan megnatakan, "Pemanfaatan damai energi nuklir adalah hak setiap bangsa."

Terkait krisis di Timur Tengah khususnya Suriah, Hojeij mengatakan, "Sejumlah negara yang mengklaim sebagai penegak demokrasi di dunia, adalah faktor utama instabilias dan perluasan terorisme di Timur Tengah dan Afrika utara."(IRIB Indonesia/MZ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar