Selama pertemuan di Damaskus dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, Presiden Assad mengacu pada Wahhabisme, sebuah tradisi takfiri ultra-konservatif yang dominan di Arab Saudi, pendukung utama kelompok-kelompok oposisi bersenjata yang mendukung mereka dengan senjata selundupan dan tentara bayaran asing.
“Presiden Assad memperingatkan, dalam pertemuannya dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, akan ancaman paham wahhabi untuk seluruh dunia, bukan hanya untuk kawasan (Timur Tengah),” kata sebuah laporan.
“Rakyat Suriah dan orang-orang di kawasan tahu betapa seriusnya ancaman yang ditimbulkan oleh Wahhabisme, dan setiap orang harus memberikan kontribusi pada konfrontasi melawannya dan untuk memberantasnya dari akar,” kata Assad.
Pertemuan Assad dengan Zarif terjadi kurang dari seminggu sebelum Konferensi Perdamaian Jenewa II, yang bertujuan mengakhiri konflik di Suriah, yang telah menewaskan 130.000 orang dalam waktu hampir tiga tahun.
Zarif, dalam lawatan diplomatiknya di kawasan yang mencakup kunjungan ke Yordania dan Lebanon, mengatakan bahwa dia akan “bekerja untuk mengarahkan posisi... yang akan memulihkan ketenangan dan keamanan Suriah.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar