Ayatullah Nuri Hamadani :
Revolusi Islam Iran, Buktikan Identitas Islam pada Musuh
Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah al Uzhma Nuri Hamadani, pada lanjutan pelajaran yang diasuhnya di Masjid A’dzham Qom Republik Islam Iran, berkenaan dengan menjelangnya hari peringatan Revolusi Islam Iran 22 Bahman [12 Februari] yang tahun ini memasuki tahun ke 35 mengucapkan selamat kepada para jama’ah yang hadir. Beliau berkata,
“Pesan-pesan revolusi Islam 1979 harus terus hidup dan kita jaga dengan baik.”
Ulama marja taklid tersebut menegaskan bahwa tercetusnya revolusi tahun 1979 yang merontokkan imperium dinasti Pahlevi sejatinya adalah jawaban dari panggilan Islam, jawaban dari seruan Al-Qur’an, jawaban dari ajakan Ahlul Bait untuk menata kehidupan bernegara yang lebih baik. “Revolusi Islam telah menyebabkan terputusnya hubungan diplomatik dengan Negara-negara penjajah. Kita semua telah menjadi saksi, hari pertama kemenangan Revolusi adalah timpukan batu yang kita tujukan
ke kantor-kantor kedutaan mereka.” Ucapnya.
Ayatullah Nuri Hamadani melanjutkan, “Dengan kemenangan revolusi Islam, bangsa ini telah menunjukkan identitas dirinya yang tidak mau tunduk pada keinginan penjajah. Bahwa bangsa ini memiliki kemuliaan dan kekuataan yang tidak bisa diremehkan. Hari ini kita semua menjadi saksi, setan besar Amerika Serikat akhirnya terbuka kedok
kemunafikannya.”
“Obama telah berbicara mengenai Iran yang justru menunjukkan ketidak tahuannya mengenai apa itu revolusi, dan ketidak tahuannya akan rakyat revolusioner Iran. Akan kita tunjukkan pada hari peringatan revolusi, bahwa rakyat Iran meskipun telah 35 tahun lamanya, tetap setia pada jalannya revolusi Islam” tambahnya.
Pada lanjutan penyampaiannya, guru besar Hauzah Ilmiah Qom tersebut menekankan pentingnya menyemarakkan peringatan hari revolusi Islam Iran dengan turun ke jalan. Menurutnya itu menunjukkan kesetiaan rakyat Iran terhadap pesan-pesan revolusi Islam dan bukti kesediaan untuk terus mengawalnya.
Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah al Uzhma Nuri Hamadani, pada lanjutan pelajaran yang diasuhnya di Masjid A’dzham Qom Republik Islam Iran, berkenaan dengan menjelangnya hari peringatan Revolusi Islam Iran 22 Bahman [12 Februari] yang tahun ini memasuki tahun ke 35 mengucapkan selamat kepada para jama’ah yang hadir. Beliau berkata,
“Pesan-pesan revolusi Islam 1979 harus terus hidup dan kita jaga dengan baik.”
Ulama marja taklid tersebut menegaskan bahwa tercetusnya revolusi tahun 1979 yang merontokkan imperium dinasti Pahlevi sejatinya adalah jawaban dari panggilan Islam, jawaban dari seruan Al-Qur’an, jawaban dari ajakan Ahlul Bait untuk menata kehidupan bernegara yang lebih baik. “Revolusi Islam telah menyebabkan terputusnya hubungan diplomatik dengan Negara-negara penjajah. Kita semua telah menjadi saksi, hari pertama kemenangan Revolusi adalah timpukan batu yang kita tujukan
ke kantor-kantor kedutaan mereka.” Ucapnya.
Ayatullah Nuri Hamadani melanjutkan, “Dengan kemenangan revolusi Islam, bangsa ini telah menunjukkan identitas dirinya yang tidak mau tunduk pada keinginan penjajah. Bahwa bangsa ini memiliki kemuliaan dan kekuataan yang tidak bisa diremehkan. Hari ini kita semua menjadi saksi, setan besar Amerika Serikat akhirnya terbuka kedok
kemunafikannya.”
“Obama telah berbicara mengenai Iran yang justru menunjukkan ketidak tahuannya mengenai apa itu revolusi, dan ketidak tahuannya akan rakyat revolusioner Iran. Akan kita tunjukkan pada hari peringatan revolusi, bahwa rakyat Iran meskipun telah 35 tahun lamanya, tetap setia pada jalannya revolusi Islam” tambahnya.
Pada lanjutan penyampaiannya, guru besar Hauzah Ilmiah Qom tersebut menekankan pentingnya menyemarakkan peringatan hari revolusi Islam Iran dengan turun ke jalan. Menurutnya itu menunjukkan kesetiaan rakyat Iran terhadap pesan-pesan revolusi Islam dan bukti kesediaan untuk terus mengawalnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar