Sabtu, 2014 Februari 08
Indonesia cemas dengan kembalinya para ekstremis dan teroris negara itu yang saat ini sedang bertempur bersama pemberontak bersenjata melawan pemerintah Suriah.
IRNA (8/2) melaporkan, Kementerian Luar Negeri Indonesia memperkirakan sekarang lebih dari 50 militan Indonesia bertempur di Suriah. Sementara itu sebagian data sampai bulan Juni 2013 menunjukkan 55 militan Indonesia tewas dalam perang Suriah.
Jumlah teroris yang berasal dari negara-negara Asia Tenggara di Suriah, dengan memperhatikan data yang dikeluarkan militan asing di Suriah dipastikan lebih dari jumlah resmi yang diumumkan pemerintah.
Kemenlu Indonesia mengumumkan, kehadiran 50 teroris negara itu di Suriah tidak terlalu mengkhawatirkan, namun menurut keyakinan para pakar keamanan, masalah utamanya adalah ketika orang-orang ini kembali akan menciptakan masalah besar.
Sejumlah bukti dari para teroris berhasil ditemukan dan menunjukkan bahwa sebagian warga Indonesia bermaksud pergi ke Suriah untuk ikut berperang melawan pemerintah Suriah.
Kelompok-kelompok ekstrem Indonesia saat ini memiliki hubungan dengan kelompok teroris Daulah Islamiyah fi Iraq wa Syam (DIIS) dan bergabungnya para teroris Indonesia ke kelompok ini adalah salah satu buktinya.
Pemerintah Indonesia percaya kembalinya para teroris ini ke negara itu membuka peluang perekrutan dan pelatihan militer. Masalah ini membahayakan Jakarta yang sebelumnyapun sempat menjadi target aksi-aksi teror. Para teroris Indonesia saat ini memiliki basis lokal yang mendukung mereka. Kembalinya militan-militan ini dari Suriah akan membuka peluang dilakukannya pendidikan militer dan jelas akan membahayakan keamanan kawasan.
Zakir Hussain yang bekerja di kantor Kepresidenan Indonesia dan enam tahun sebelumnya aktif menjadi analis media, menegaskan, saat ini para pemuda di sekitar Jakarta sibuk membahas perang Suriah dan membantu keluarga korban teroris yang tewas di negara Arab itu.
Ia menulis, "Pembahasan-pembahasan umum soal Suriah merupakan bagian strategi Jamaat Islami Indonesia untuk menanamkan investasi pemikiran dan memperkuat kelompok militan. Orang-orang ini berusaha mengajarkan pengalaman perang Afghanistan bersama Taliban kepada para pemuda."
Mengutip statemen Komandan Pasukan anti-teror Indonesia, Zakir Hussain mengatakan, apa yang dikhawatirkan adalah waktu kembalinya orang-orang itu ke Indonesia. Mereka yang kembali dari Suriah ingin menunjukkan pengetahuan dan keterampilan mereka secara praktek dan ini mengkhawatirkan.
(IRIB Indonesia/HS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar