Senin, 10 Februari 2014

Pesan Pawai Akbar 22 Bahman


Pesan Pawai Akbar 22 Bahman
Senin, 2014 Februari 10 

Bangsa Iran telah menetapkan tanggal 22 Bahman (11 Februari 1979) sebagai simbol supremasi dan manifestasi kemuliaan mereka. Revolusi Islam sekarang menjadi sebuah simbol untuk membela hak bangsa-bangsa tertindas dan gerakan fenomenal itu telah membuka jalan bagi lahirnya transformasi-transformasi besar di wilayah Timur Tengah dan dunia. Sepanjang perjuangannya, bangsa Iran membuktikan bahwa gerakan menentang kekuatan-kekuatan arogan bukan hanya sebuah slogan, tapi sebuah aksi nyata di mana mereka mampu mengubah sanksi dan represi menjadi peluang untuk mengukir prestasi-prestasi besar.

Langkah-langkah seperti, embargo ekonomi dan aksi sabotase untuk mencegah kemajuan dan pembangunan Iran tentu saja meciptakan kesulitan luar biasa dan Tehran juga tidak memungkiri fakta itu. Akan tetapi, semua kesulitan itu telah menambah pengalaman bangsa Iran dalam gerakan revolusinya. Oleh karena itu, Republik Islam mampu bertahan dalam menghadapi konspirasi kekuatan-kekuatan intervensif dan membuktikan bahwa perjuangan untuk mempertahankan prinsip dan cita-cita Revolusi Islam merupakan sebuah gerakan yang mengakar dan luar biasa.

Sepanjang perjalananya, Revolusi Islam telah menginspirasi bangsa-bangsa lain yang berjuang untuk membebaskan diri mereka dari penindasan dan hegemoni Barat. Dengan kata lain, Revolusi 22 Bahman telah melahirkan motivasi dan optimisme di tengah bangsa-bangsa revolusioner di dunia.

Pesan pawai akbar rakyat Iran di setiap 22 Bahman adalah penafian atas segala bentuk hegemoni dan penegasan kembali pada resistensi dalam membela hak-haknya yang dirampas oleh Barat. Itu adalah sebuah pesan yang mengundang kemarahan dan kegusaran kaum arogan dunia. Rakyat Iran ingin menegaskan bahwa Revolusi Islam – sebagai gerakan revolusi yang paling merakyat di dunia – masih tetap eksis, segar, dan optimis bergerak ke arah tujuan-tujuan utamanya dan sama sekali tidak mengambil jarak dari cita-citanya.

Tanggal 22 Bahman merupakan titik gemilang dalam sejarah Revolusi Islam dan salah satu pelajaran dari peristiwa bersejarah itu adalah pesan perlawanan dan tekad nasional untuk kemajuan. Pengalaman 35 tahun kemenangan Revolusi Islam menunjukkan bahwa jika sebuah bangsa menginginkan kemuliaan, identitas, keamanan, dan kepentingannya, maka konsekuensinya adalah perlawanan, pengorbanan, dan optimisme. Bangsa Iran meraih kemenangannya pada 22 Bahman 1357 Hijriyah Syamsiah atau 35 tahun silam dan titik keemasan kemenangan itu adalah resistensi, optimisme, dan kearifan revolusioner, di mana telah memberi motivasi kepada mereka untuk mengembangkan apa-apa yang telah diraih. Bangsa Iran bertekad mengawal Revolusi Islam agar tidak stagnan dan mereka juga tidak putus asa dalam menghadapi berbagai cobaan dan rintangan di hadapan mata.

Di sepanjang kebangkitan besar itu, ada dua gerakan yang saling berhadap-hadapan. Dari satu sisi, ada kebangkitan besar sebuah bangsa yang menuntut dipenuhi hak-haknya, dan dari sisi lain, ada barisan musuh yang berusaha menumbangkan Republik Islam sebagai prestasi terbesar Revolusi Islam. Akan tetapi, bangsa Iran akan sigap mengawal Revolusi Islam sebagaimana perjuangan mereka 35 tahun lalu dalam menumbangkan sistem despotik. Mereka percaya bahwa Iran sangat perkasa dalam menghadapi konspirasi-konspirasi dan tekanan musuh serta akan membela hak-haknya di semua bidang.

Republik Islam Iran mengedepankan kerjasama dan dialog, tapi tidak akan membiarkan kekuatan-kekuatan arogan untuk menghalangi kemajuan Iran dengan menerapkan tekanan politik, ekonomi, atau ancaman serangan militer. Hal itu dibuktikan dengan kemajuan signifikan Iran di berbagai bidang sains dan teknologi mutakhir seperti, ilmu nuklir, teknologi nano, kedokteran dan sel punca serta ilmu antariksa.

Iran dalam beberapa tahun terakhir sukses meluncurkan satelit penelitian dan mengirim makhluk hidup ke ruang angkasa serta membangun sendiri stasiun peluncuran satelit. Iran tiga tahun lalu meluncurkan satelit Omid dan kemudian satelit penelitian ke ruang angkasa. Pada 3 Februari 2014, Iran juga memamerkan dua satelit baru yaitu, Tadbir dan Teluk Persia. Saat ini, Iran berada di barisan negara-negara terkemuka dunia di bidang sains dan menduduki peringkat pertama Timur Tengah dari segi pertumbuhan ilmu pengetahuan dan riset ilmiah.

Republik Islam Iran di sepanjang tahun perlawanan, tidak menundukkan kepala di hadapan Barat dan Timur. Sekarang juga semakin bertekad dan siap untuk menghadapi konspirasi kekuatan-kekuatan arogan dunia. Tekad nasional itu juga dapat menjadi titik balik penting dalam perjuangan bangsa-bangsa regional dalam menentukan nasib mereka. Oleh karena itu, pawai akbar 22 Bahman harus menjadi sebuah jawaban terhadap semua ancaman Barat atas Iran dan bukti atas tekad nasional sebuah bangsa besar.

Di bidang diplomasi, Iran juga mengambil sejumlah inisiatif dan membuat terobosan besar tanpa menggadaikan harga diri bangsa dan negara. Perubahan pendekatan Amerika Serikat dan Barat dari kebijakan konfrontatif ke arah dialog dengan Republik Islam Iran, juga merupakan sebuah bentuk pengakuan atas perlawanan bangsa Iran dalam menghadapi tekanan.

Sikap konsisten bangsa Iran dari satu sisi telah membangkitkan semangat dan optimisme di tengah umat Islam dan orang-orang tertindas di dunia. Dari sisi lain, kalkulasi politik kaum arogan dalam melanjutkan kebijakan-kebijakan hegemoni di dunia juga amburadul dan kacau. Oleh sebab itu, tidak mengherankan bahwa kekuatan-kekuatan dunia berupaya mengingkari revolusi dan semua manifestasi dari supremasi bangsa Iran. Sebab, kemenangan besar itu telah mempersembahkan sebuah model baru dari gerakan melawan arogansi kepada dunia dan perkembangan ini telah mendorong reformasi fundamental dalam hubungan di antara dua kutub kuat dan lemah di dunia.

Perubahan itu memaksa kekuatan-kekuatan hegemoni untuk terang-terangan memusuhi revolusi dan Republik Islam Iran. Aksi-aksi seperti, perang yang dipaksakan oleh rezim Saddam Hussein atas Iran, embargo militer dan ekonomi, penerapan berbagai bentuk sanksi, dukungan terhadap musuh-musuh revolusi, serta penggunaan terorisme dan perang lunak, merupakan bagian dari manuver kekuatan-kekuatan arogan untuk memperlemah Revolusi Islam Iran.

Para analis revolusi-revolusi besar dunia mengakui bahwa Revolusi Islam Iran – berbeda dengan revolusi-revolusi besar di dunia – masih tetap menyimpan daya tarik dan memiliki pesan-pesan agung kepada bangsa-bangsa yang menuntut kebebasan di dunia. Mereka menilai kemenangan itu sebagai teladan untuk memerangi sistem hegemoni dunia. Langkah besar yang diambil bangsa Iran dalam revolusi pada dasarnya merupakan sebuah gerakan untuk memutus hegemoni kekuatan-kekuatan besar atas Iran. Meski demikian, Barat masih ingin menafikan partisipasi luas bangsa Iran dalam pawai akbar 22 Bahman. Mereka ingin mengesankan bahwa revolusi bangsa Iran sudah mulai kehilangan ruhnya setelah 35 tahun berlalu.

Namun, faktanya adalah tekad bangsa Iran semakin mantap dan semangat mereka kian menggelora untuk mempertahankan Republik Islam. Menurut ungkapan Ayatullah Sayid Ali Khamenei, rahasia kesuksesan dan kemajuan bangsa Iran adalah resistensi. Beliau menilai rahasia keamanan nasional sebagai tanda kekuatan nasional. Resistensi itu menjadi pesan bagi musuh bahwa bangsa Iran seperti penjelasan Ayatullah Khamenei, dalam "perang tekad" rakyat Iran akan tampil sebagai pemenang di medan perang.

Ayatullah Khamenei menegaskan bahwa rahasia umur panjang Revolusi Islam Iran adalah ketergantungannya pada nilai-nilai Islam. Beliau menilai bertumpu pada kekuatan internal sebagai kunci penyelamat negara dan landasan untuk menyelesaikan berbagai masalah ekonomi, politik, sosial, dan budaya. (IRIB Indonesia/RM)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar