Krisis Suriah
Mufti Besar Suriah : Ketabahan Suriah akan Selamatkan Negara-Negara ArabIslam Times-
Mufti besar Ahmad Hassoun Badreddin menegaskan bahwa ketabahan rakyat Suriah menghadapi agresi musuh akan menyelamatkan semua bangsa Arab dari hasutan, kekacauan, konspirasi dan disentigrasi.
Dalam sebuah wawancara TV Al-Manar hari Jumat (5/7/13), Hassoun mengatakan bahwa kemenangan Tentara Suriah disebabkan dukungan rakyat. Dia mencatat bahwa musuh-musuh Suriah mengira kerusuhan Suriah akan membuka jalan untuk membagi Libanon, Yordania dan Arab Saudi. Tapi ketabahan Suriah telah melindungi negara-negara itu.
Grand Mufti itu menegaskan, rakyat Suriah memiliki pilihan akhir dan mereka akan memutuskan siapa yang menjadi pemenang pemilu. Dia juga menekankan, pihak oposisi atau asing tak berhak mengajukan prasyarat tertentu. Menurutnya, masalah hakiki Suriah bukan tentang seorang individu tertentu tapi tentang sebuah bangsa yang akan bertekuk lutut atau tetap berdiri tegak.
Dia menegaskan, sejak awal krisis, Presiden Bashar yakin pada Allah dan yakin bahwa pihak yang benar yang akan menang.
Hassoun mengatakan, warga Suriah telah meminta kelompok bersenjata untuk meletakkan senjata mereka dan menyambut rekonsialisasi serta pengampunan. Dia mencatat, ratusan angggota kelompok bersenjata telah menyerahkan senjata mereka sementara kelompok bersenjata asing mulai melarikan diri. Dia menambahkan, warga Suriah mengundang oposisi untuk kembali ke tanah air dan mengajukan rencana, proyek dan kandidat mereka.
Dia mengatakan, pihak-pihak yang berbicara tentang 'pendudukan' Suriah adalah mereka yang membawa warga asing dari seluruh dunia ke Suriah untuk membunuh dan memenggal warga Suriah serta memakan dagingnya. Merekalah yang meminta AS menyerang dan membombardir Suriah.
Mufti itu mengatakan, musuh-musuh Islam berusaha mengubah krisis Suriah menjadi sebuah proyek ketakutan, terorisme dan kehancuran. Musuh mempekerjakan beberapa warga Muslim untuk mencapai tujuan mereka dan menciptakan perpecahan demi menghancurkan negara -negara Islam.
Dia menunjukkan bahwa hasutan takfiri bukan hal baru bagi dunia Arab karena takfiri selalu muncul untuk melemahkan sebuah bangsa yang tumbuh kuat. Menurutnya, konferensi ulama baru-baru ini di Beirut merupakan mercusuar cahaya dan pertanda yang baik dalam kegelapan. Konfrensi itu berusaha memperingatkan warga dari bahaya yang akan datang, menunjukkan kebenaran, dan menjaga warga dari " teror " saluran berbahaya seperti al-Jazeera dan Al-Arabiya.[IT/S/NAT]
Grand Mufti itu menegaskan, rakyat Suriah memiliki pilihan akhir dan mereka akan memutuskan siapa yang menjadi pemenang pemilu. Dia juga menekankan, pihak oposisi atau asing tak berhak mengajukan prasyarat tertentu. Menurutnya, masalah hakiki Suriah bukan tentang seorang individu tertentu tapi tentang sebuah bangsa yang akan bertekuk lutut atau tetap berdiri tegak.
Dia menegaskan, sejak awal krisis, Presiden Bashar yakin pada Allah dan yakin bahwa pihak yang benar yang akan menang.
Hassoun mengatakan, warga Suriah telah meminta kelompok bersenjata untuk meletakkan senjata mereka dan menyambut rekonsialisasi serta pengampunan. Dia mencatat, ratusan angggota kelompok bersenjata telah menyerahkan senjata mereka sementara kelompok bersenjata asing mulai melarikan diri. Dia menambahkan, warga Suriah mengundang oposisi untuk kembali ke tanah air dan mengajukan rencana, proyek dan kandidat mereka.
Dia mengatakan, pihak-pihak yang berbicara tentang 'pendudukan' Suriah adalah mereka yang membawa warga asing dari seluruh dunia ke Suriah untuk membunuh dan memenggal warga Suriah serta memakan dagingnya. Merekalah yang meminta AS menyerang dan membombardir Suriah.
Mufti itu mengatakan, musuh-musuh Islam berusaha mengubah krisis Suriah menjadi sebuah proyek ketakutan, terorisme dan kehancuran. Musuh mempekerjakan beberapa warga Muslim untuk mencapai tujuan mereka dan menciptakan perpecahan demi menghancurkan negara -negara Islam.
Dia menunjukkan bahwa hasutan takfiri bukan hal baru bagi dunia Arab karena takfiri selalu muncul untuk melemahkan sebuah bangsa yang tumbuh kuat. Menurutnya, konferensi ulama baru-baru ini di Beirut merupakan mercusuar cahaya dan pertanda yang baik dalam kegelapan. Konfrensi itu berusaha memperingatkan warga dari bahaya yang akan datang, menunjukkan kebenaran, dan menjaga warga dari " teror " saluran berbahaya seperti al-Jazeera dan Al-Arabiya.[IT/S/NAT]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar