Kamis, 09 Januari 2014

Sheikh Wahabi dari Saudi ini berkata: “Perbudakan itu bagian dari Islam”


Sheikh Saleh al-Fawzan adalah seorang ulama ternama di jajaran para ulama yang dipercaya oleh pemerintah Saudi Arabia. Ia juga adalah seorang penulis dan penyusun kurikulum pelajaran agama di Saudi Arabia dan ia percaya bahwa Islam itu membolehkan perbudakan.

Sheikh Wahabi dari Saudi ini berkata: “Perbudakan itu bagian dari Islam”
Sheikh Saleh Al-Fawzan

Sheikh Saleh Al-Fawzan, juga dikenal dengan as-Shaykh Dr. Saalih Ibn Fowzan Ibn ‘Abdullah Ibn Fowzaan. Ia menyentakkan kita semua dengan berkata, “Perbudakan itu adalah bagian dari Islam”. Itu dituturkannya kepada Independent Saudi Information Agency atau SIA.

Dalam sebuah khutbahnya yang kebetulan direkam oleh SIA, sheikh itu berkata, “Perbudakan itu adalah bagian dari Jihad; dan Jihad itu akan terus berlangsung selama Islam masih ada.”

Inikah yang disebut sebagai sebagai Jihad dalam Islam?!!

Buku-buku agama yang ia tulis digunakan banyak orang untuk mengajari para pelajar Saudi tentang agama. Ada sekitar 5 juta pelajar—baik di dalam negeri (Saudi Arabia) maupun di luar negeri—yang belajar dan mengambil ilmu dari buku-buku yang ia tulis. Sebagian dari para pelajar itu ada yang belajar di Amerika Serikat.

Sheikh al-Fawzan itu adalah seorang anggota Dewan Ulama Senior di Saudi Arabia dan ia memiliki posisi yang paling tinggi. Ia mengatakan bahwa kaum Muslimin yang berpendapat “Islam itu menentang perbudakan” adalah “Orang-orang yang jahil dan tidak terdidik.”

“Mereka itu hanyalah para penulis picisan,” sheikh itu berkata kepada SIA. “Siapapun yang mengatakan itu adalah orang-orang sesat.”

Salah satu dari buku yang ditulis oleh Al-Fawzan ialah Al-Tauhid (monoteism). Dalam buku itu ia tanpa tedeng aling-aling menuliskan bahwa kebanyakan dari kaum Muslimin itu adalah para penyembah berhala (politeis) dan oleh karena itu darah dan hartanya boleh diambil secara bebas oleh “Kaum Muslimin Benar-benar Muslim”.


Independent Saudi Information Agency atau SIA melaporkan bahwa meskipun Pemerintah Saudi Arabia mengklaim bahwa mereka tengah merevisi dan mereformasi kurikulum pendidikan agama mereka, akan tetapi buku-buku dari Al-Fawzan masih tetap digunakan secara luas.

Al-Fawzan adalah salah seorang anggota Dewan Fatwa dan Riset Agama; ia juga seorang imam mesjid di Mesjid Mitaeb, Riyadh dan seorang profesor di Imam Mohamed Bin Saud Islamic University—pusat pembelajaran Penafsiran Islam yang strict dan kaku versi Wahabi.

SIA juga melaporkan bahwa Al-Fawzan—sebagai tokoh utama yang menentang reformasi kurikulum—menentang adanya PEMILU dan demonstrasi (yang biasanya ada dalam sebuah negara demokrasi). Al-Fawzan mengatakan bahwa keduanya itu sebagai produk barat yang sesat dan oleh karena itu tidak boleh ada. Al-Fawzan menentang praktek pernikahan wanita Arab dengan laki-laki yang bukan Arab meskipun laki-laki itu adalah seorang Muslim. Al_Fawzan juga mengatakan bahwa menonton televisi itu haram hukumnya.

Al-Fawzan telah mengancam Sheikh Hassan Al-Maliki untuk dihukum pancung. Sheikh Hassan Al-Maliki ialah seorang penulis dan cendikiawan dari Saudi Arabia yang tidak setuju dengan agama Wahabi (agama resmi Saudi Arabia). SIA melaporkan bahwa Al-Maliki dipecat dari jabatannya sebagai menteri pendidikan Saudi Arabia karena ia telah menulis sebuah makalah setebal 50 halaman yang isinya mengkritik buku yang ditulis oleh Al-Fawzan, Al-Tauhid.


(QS. Al-Balad 10—19)

MELEPASKAN SEORANG BUDAK DARI PERBUDAKAN ITU ADALAH JALAN YANG SUKAR, AKAN TETAPI JALAN ITULAH YANG DIPILIH DAN DITEMPUH OLEH ORANG-ORANG DARI GOLONGAN KANAN—GOLONGANNYA PARA NABI DAN AULIA PARA KEKASIH TUHAN.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar